Life begins at forty, demikian sebuah kalimat ajaib yang acap kita dengar tentang pencapaian prestasi karir dan pekerjaan seseorang. Sebuah kalimat yang mungkin hendak menegaskan awal perjuangan melawan tantangan hidup sebenarnya. Sebab memang dari sejumlah riset empirik terbukti, orang pada usia 40-an yang paling banyak terguncang dalam apa yang disebut sebagai mid-life career crisis…..krisis karir yang acap menggedor kesadaran eksistensialnya dalam menapak sejarah hidup masa depan.
Namun baiklah, sebelum kita bicara lebih detil tentang mid life career crisis, kita akan melihat skema siklus karir yang telah dipetakan sejumlah ahli manajemen karir. Disini, kita mencatat adanya lima tahapan krusial yang akan dilalui setiap insan dalam merajut perjalanan karirnya.
Tahapan yang pertama disebut juga sebagai Trial Stage dan dialami oleh mereka yang memasuki usia 23 – 29 tahunan. Fase ini merupakan tahapan dimana seseorang melakukan proses eksplorasi mengenai pilihan karir dan profesi yang paling tepat bagi dirinya. Orang-orang yang baru lulus kuliah acap dihinggapi kebimbangan mengenai profesi apa yang hendak mereka tekuni : apakah hendak menjadi entrepreneur, pegawai swasta atau pegawai negeri; dan kalau jadi pegawai apakah akan masuk dalam bidang keuangan, pemasaran, produksi atau bidang lainnya. Disinilah makna pentingnya lembaga atau sejenis bimbingan karir (career counseling) yang bisa membantu young generation itu memutuskan pilihan karirnya dengan tepat. Sayang, tak banyak perusahaan atau kampus yang menyediakan layanan ini dengan sungguh-sungguh (oke….mungkin suatu saat blog ini perlu juga membuka rubrik konsultasi karir…:))
Tahapan berikutnya adalah Stabilization Stage dan dilalui oleh mereka yang berusia 30 – 39 tahunan. Dalam fase ini seseorang telah memiliki pilihan karir yang lebih jelas; dan memiliki rencana yang lebih eksplisit mengenai jenis pengembangan dan jalur karir apa yang harus ditempuh. Mungkin ia telah merasa mantap menjadi seorang spesialis dibidang pemasaran, asisten manajer bidang keuangan, ahli dalam bidang pelatihan SDM, atau menjadi tukang bikin seragam batik.
Tahapan ketiga adalah apa yang acap disebut sebagai Mid Life Career Crisis Stage, dan sering dialami oleh mereka yang memasuki usi 38 hingga 42 tahunan (so, mungkin kalimat yang lebih tepat adalah ini : Career Crisis Begins at 40….). Dalam fase ini seseorang acap mengalami kegamangan dalam pencapaian karir yang selama ini telah direngkuhnya. Kegamangan ini bisa jadi dipicu oleh kejenuhan atas rutinitas kerja yang selama ini telah dengan begitu intens menderanya. Atau mungkin juga dipicu oleh keletihan fisik dan psikis yang selama ini acap menyelinap dalam relung kehidupannya.
Dalam derap kebimbangan itu, ia lalu dipaksa melakukan evaluasi mendasar terhadap perjalanan karirnya; dan acap dihadapkan pada dilema mengenai apa yang sesungguhnya ia inginkan. Dilema krisis ini mesti harus dijawab dengan tuntas; sebab jika dibiarkan, fase krisis ini akan membuat seseorang kian tenggelam dalam kematian spirit dan layunya produktivitas kerja. Disana ia tak lagi menemukan tantangan yang membuatnya bisa menjalani kerja dengan kegairahan.
Dalam tahap selajutnya, yakni Stabilization Stage, seseorang akan memasuki fase ’settled’ dengan pekerjaannya; dan fokusnya kini lebih pada usaha mengamankan (secure) posisinya dalam perusahaan. Dalam fase inilah, seseorang akan merasa comfort, stabil dan menekuni pekerjaannya dengan nyaman. Fase ini biasanya terjadi pada usia 42 - 45 tahun.
Fase yang terakhir adalah Declining Stage. Fase ini terjadi pada periode usia sekitar pertengangan 53-an keatas, dimana seseorang melakukan persiapan untuk pensiun. Acapkali terdapat motivasi yang kian menurun; meski kini kian banyak orang yang memasuki usia pensiun justru kembali bersemangat : maksudnya bersemangat melakukan usaha baru. Istilah kerennya : pensiunpreneur. (From : Yudha A)
Demikianlah lima tahapan kunci yang akan dilewati setiap insan dalam perjalanan panjang karirnya. Mudah-mudaha Anda semua bisa meninggalkan jejak yang teramat indah dalam setiap tahapan kunci tersebut.
Salam Sukses !
Untuk Mendapatkan Tips Terbaru Otomatis ke Inbox Email Anda, Silahkan Masukkan Email ke dalam Form yang ada di Bawah ini :
5 comments:
Pengennya baca bos, tapi warna tulisannya n juga ukurannya itu lho..agak sakit bos mata saya ngebaca, sori ya...
Iya boz, tulisannya kecil banget sih? Mana banyak banget juga? Bikin mata sakit bro.. Maap ya g baca tapi komentar :D
wwaaah msh lama yaa kayaknya ngerasaiiin hidup...heee.heee...met pagi...
Usulan di tampung...thanks sahabat you're the best
I had to do as she said unwillingly. links of london pendants When I saw the, I found that I was greatly attracted by it. It cheap links of london pendants Flutter & Wow Silver Bracelet. It was said that the name came from a play called Wow and Flutter. cheap links of london pendants The true silver bracelet featured two asymmetrical, links london pendants nucleus-shaped cages playfully killing from unique spirit shaped links. links of london pendants uk I genuinely respected the designer who had such inspiration. I had to admit that I cheap links of london chains liked the Links of London Flutter & Wow Silver Bracelet very much.
Posting Komentar